Sebagian anggota SPI (Foto: Deswira Umar)

Pelatihan (workshop) selama dua hari, pada awal Maret lalu, memang sangat bermanfaat untuk me refresh para anggota Satuan Pengawas Internal (SPI) RSUD Mohammad Natsir. “Pelatihan tersebut sangat bermanfaat, terutama untuk tim SPI dalam melaksanakan tugasnya ke depan,” ujar Ketua SPI RSUD Mohammad Natsir dr Santy Saberko, M.Biomed Sp.PA.

Dikatakan, sharing pengalaman dengan narasumber, semakin membuka cakrawala para anggota SPI,“Sekaligus meningkatkan wawasan, kemampuan serta mendorong motivasi dari SPI untuk melaksanakan tugas pemeriksaan internal yang lebih baik,” katanya.

Tidak itu saja, imbuh Santy Saberko, kehadiran para pejabat di level manajemen juga amat penting. “Hadirnya manajemen dalam pelatihan ini membuat kita semua bisa saling memahami pentingnya tugas SPI bagi kemajuan RSUD Mohammad Natsir,” sebutnya.

Sebagaimana diketahui kinerja sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya ditentukan oleh sejauh mana target-target tercapai. Karena itu, fungsi-fungsi manajemen harus terlaksana secara optimal. Termasuk fungsi pengawasan dan pengendalian.

Begitu pula dengan organisasi yang bersifat pelayanan sebagaimana halnya RSUD Mohammad Natsir. Fungsi pengendalian diperlukan untuk memastikan unit-unit bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), sehingga kesalahan bisa diminimalisir. Dalam rangka itu, dibentuklah SPI.

Amanat pembentukan SPI tersebut tercantum pada Undang-Undang (UU) Nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit, dalam pasal 39 ditegaskan bahwa dalam penyelenggaraannya, sebuah rumah sakit perlu diaudit, baik audit kinerja maupun audit medis. Audit itu bisa internal maupun eksternal yang dilakukan oleh tenaga pengawas dengan mempedomani ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Selain UU 44/2009, SPI  bekerja berdasarkan sejumlah regulasi lainnya, antara lain Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 61/2007 tentang Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD. (te)