Ini Prosedur Pemeriksaan Pasien Covid-19 di RSMN
Wednesday, 07 July 2021 818 Deswira Umar

pemeriksaannya. Termasuk pemeriksaan laboratorium penunjang.

Menurut dokter spesialis patologi klinis Rumah Sakit Mohammad Natsir (RSMN), dr Nurizati, Sp.PK, pemeriksaan Covid-19 di rumah sakit milik Pemprov Sumbar itu diawali dengan skrining oleh petugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Pasien yang diduga terpapar Covid-19, akan dilakukan beberapa pemeriksaan. Pertama skrining hematologi (darah), untuk melihat tanda-tanda terpapar," ujar Nurizati

Setelah itu dilakukan rontgen dada dan pemeriksaan lanjutan, yakni pemeriksaan spesimen untuk memeriksa antibodi, pemeriksaan agent dan PCR.

"Pemeriksaan agent, untuk melihat virusnya. Sampel diambil dengan teknik swab nasofaring," tambah Nurizati.

Kemudian dilakukan Pemeriksaan PCR, Polymerase Chain Reaction,  yakni dengan mengambil sampel dengan teknik swab nasofaring. Jika ada pasien yang diduga terpapar virus Covid-19, ada Standar Operasional Prosedur (SOP)

Nurizati juga menjelaskan tentang sejumlah istilah yang banyak beredar di masyarakat. Pemeriksaan rapid, atau rapid test, yaitu pemeriksaan cepat,"Jadi hasilnya bisa diketahui secara cepat, biasanya sekitar 15 menit, terdiri dari rapid antibodi dan rapid antigen," ujarnya.

Rapid antibodi adalah pemeriksaan ada/tidaknya antibodi Covid-19 dalam tubuh. Rapid test antibodi untuk mendeteksi antibodi imunoglobulin M dan imunoglobulin G. Sedangkan rapid antigen adalah pemeriksaan ada/tidaknya virus dalam spesimen yang diperiksa. "Rapid test antigen untuk mendeteksi bagian luar virus, dengan sampel berupa mukus yang diambil melalui swab," kata Nurizati.

Nurizati menjelaskan pemilihan jenis pemeriksaan memerlukan trik tertentu, supaya efektif untuk menjaring penemuan kasus. Jika infeksi akut/infeksi baru dan berat, bisa dengan swab antigen. Tidak semua swab antigen negatif, berarti NEGATIF COVID. "Jika kecurigaan tinggi, tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan amplifikasi asam nukleat. Yang paling sering dipakai yaitu pemeriksaan PCR," ujarnya.

Sedangkan pemeriksaan rapid antibodi juga perlu diperhatikan. Tidak semua hasil reaktif menunjukkan POSITIF COVID, perhatikan IgG dan IgM. IgM merupakan antibodi yang bereaksi setelah seseorang terpapar virus,  igM menjelaskan bahwa infeksi baru saja terjadi.

Sedangkan IgG merupakan antibodi yang terbentuk setelah terpapar virus, IgG menjelaskan bahwa infeksi yg terjadi sudah lama. IgG reaktif, tidak ada gejala klinis. "Bisa saja pasien sudah pernah menderita Covid-19, atau sudah pernah vaksin sehingga sudah terbentuk antibodi di dalam tubuh. Sedangkan jika IgM reaktif berarti memang dicurigai pasien sedang dalam tahap infeksi akut," tukuk Nurizati.

Jenis pemeriksaan terbaik, yang pasti hasilnya adalah dengan kultur virus,"Namun sangat sulit dilakukan dan sangat berisiko. Di Indonesia pun belum bisa memfasilitasi untuk melakukan kultur virus," ujarnya.

Jadi dianggap sampai saat ini, imbuh Nurizati, pemeriksaan gold standar Covid-19  adalah pemeriksaan amplifikasi asam nukleat. Dan yang paling sering dipakai yaitu pemeriksaan PCR, Polymerase Chain Reaction. (te)




Berita Terkait