Salmawati, Kabid Keperawatan RSUD Solok (Foto: Deswira Umar)
Selain peran para dokter dalam mendiagnosa dan melakukan tindakan pengobatan, tentu peran keperawatan sangat menentukan berhasil atau gagalnya pasien disembuhkan. Karena itu, perlu peningkatan mutu perawat, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Keperawatan RSUD Solok, Salmawati, S.Kep, MM, kualitas keperawatan berkaitan dengan tingkat kebutuhan atau tingkat ketergantungan pasien terhadap pelayanan keperawatan itu sendiri. “Selama pasien terlayani semua kebutuhan dikaitkan dengan perawatan yang dilaluinya, maka dikatakan keperawatan berkualitas,” katanya.
Meskipun kualitas juga tidak terlepas dari terpenuhi atau tidaknya rasio kebutuhan perawat di sebuah rumah sakit, namun faktor keramahtamahan juga menjadi perhatian. “Justru keramahtamahan ini sangat menentukan, tidak hanya sekedar terpenuhi kebutuhan pasien secara formalitas saja,” tutur Salmawati.
Karena itu, untuk mengukur kualitas (mutu) keperawatan, Salmawati selalu menekankan keramahtamahan, di samping kualitas pelayanan. “Ini selalau kita pesankan kepada para perawat di sini. Dan kita pun senantiasa melakukan monitoring terhadap kinerja para perawat,” ujarnya.
Sedangkan soal rasio kecukupan perawat, Salmawati mengaku itu rasio kecukupan perawat tersebut bisa merupakan sesuatu yang harus ada rasionalitasnya. “Ada beberapa pendekatan untuk mengukur rasio kecukupan perawat. Misalnya perbandingan antara jumlah tempat tidur dengan jumlah perawat. Atau pendekatan dengan mengklasifikasikan perawatan atas tiga macam, yakni total care yang membutuhkan lebih dari seorang perawat, misalnya pasien di HCU dan ICU, serta parsial care yang hanya membutuhkan seorang perawat, atau bahkan dua pasien satu perawat, dan minimum care,” tukas Salmawati. (te)