dr Soufni Morawati, Sp.PK: Jangan Tunggu Sakit Dulu, Baru Periksa Labor!
Saturday, 15 December 2018 685 Deswira Umar

dr Soufni Morawati, Sp.PK (Foto: Ayu Cacen)

 

 

Mendalami spesialisasi patologi klinik harus siap untuk jarang bertemu pasien. Pekerjaan patologi klinik hanya berkutat dengan pemeriksaan dan analisa darah, urin dan cairan tubuh, serta feses (tinja) saja. Lalu dimana letak enaknya?

“Justru di situ letak serunya. Kita bisa memprediksi penyakit seseorang tanpa harus anamnese. Tanpa harus memeriksa pasien secara langsung. Tanpa harus bertemu muka dengan pasien,” ujar dr Soufni Morawati, Sp.PK saat ditemui di Laboratorium Patologi Klinik (Lab PK) RSUD Solok.

Perempuan kelahiran Tanjung Morawa—karena itulah orang tuanya mengabadikan nama daerah kelahirannya itu pada nama belakangnya—pada 29 Januari 1970 itu sengaja memilih spesialisasi PK lantaran dirinya tidak hanya senang memprediksi penyakit berdasarkan pemeriksaan dan analisa tanpa bertemu dan memeriksa pasien secara pisik (anamnes) itu saja, “Tapi juga tertantang menekuni patologi klinik karena perkembangan ilmu PK tersebut amat cepat. Peralatannya selalu berkembang. Canggih. Maka kita tertantang untuk selalu update,” ceritanya. 

Ketertarikan Soufni Morawati mendalami patologi klinik itu mengantarkannya mengambil spesialis di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.  Usai mengantongi ijazah spesialis, Soufni, atau koleganya sering memanggilnya Opie, mutasi ke RSUD Solok. Sebelumnya, Opie menjadi Kepala Puskesmas di Sulit Air Kabupaten Solok.

Di RSUD Solok, pemilik ijazah dokter umum dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini pun dipercaya memimpin Lab PK. “Sejak tahun 2010 saya sudah memimpin Lab PK di sini,” ujar Opie.

Selama masa dinas delapan tahun di RSUD Solok itu, Opie pun mengembangkan Lab PK menjadi laboratorium dengan peralatan yang lengkap dan canggih. “Saya selalu berupaya meyakinkan pimpinan untuk melengkapi alat-alat labor ini, terutama untuk memenuhi standar rumah sakit tipe B. Dan umumnya dikabulkan. Sehingga, kita bahkan ada punya alat labor yang spesifikasinya setara dengan yang dimiliki oleh RS M Djamil,” ceritanya.

Upaya serius Opie pun mulai terlihat. Saat ini Lab PK sudah menempati ruangan luas di lantai 2 Gedung G RSUD Solok. Dengan peralatan canggih yang sudah memadai, bahkan melebihi standar yang dipersyaratkan untuk rumah sakit tipe B, Lab PK RSUD Solok sudah bisa melayani pemeriksaan Hematologi & Hemostasis, Kimia Klinis dan Imunologi, Serologi & Urinalisa.

“Untuk pemeriksaan hematologi & hemostasis, tersedia tiga unit alat otomatis. Kimia klinis ada lima unit alat. Dan imunologi ada satu unit alat yang kita miliki. Bahkan untuk mikrobiologi pun kita punya dua unit alat. Walaupun pelayanan pemeriksaan mikrobiologi direncanakan mulai tahun 2019 yang akan datang,” ucap Opie. 

Alat untuk pemeriksaan Kimia Klinik adalah auto analyzer, elektrolit dan analisa gol darah. Sedangkan untuk pemeriksaan yang terkait Imunologi menggunakan alat Imunologi Analyzer. Sementara pemeriksaan mikrobiologi adalah berkenaan dengan pemeriksaan cukture secara otomatis dalam rangka identifikasi dan spesifikasi.

Dikatakan, saat ini kesibukan di Lab PK RSUD Solok cukup padat. Dengan rata-rata jumlah sampel 50-60 pasien per hari untuk pemeriksaan hematologi, dan pemeriksaan kimia klinis 50 pasien per hari, maka pemeriksaan yang harus dilakukan para analis di labor itu bisa mencapai lima ratus item per hari! “Belum lagi pemeriksaan imunologi yang fasilitas satu-satunya hanya dipunyai RSUD Solok untuk Sumbar bagian selatan, tentu permintaan untuk pemeriksaan amat tinggi. Dan kita selalu siap untuk melayaninya,” ujar Soufni Morawati.

Kendati sudah cukup pada kesibukan di Lab PK RSUD Solok itu, namun Opie tetap menghimbau setiap orang, apalagi yang sudah berusia di atas 40 tahun, supaya rutin melakukan pemeriksaan laboratorium menyeluruh. “General check up itu sebuah keharusan. Jangan tunggu sakit dulu, baru periksa labor,” katanya. (te)


Berita Terkait