Direktur, Semua Harus Bisa Melakukan BHD
Monday, 08 October 2018 434 Deswira Umar

Tidak hanya dalam rangka mempertahankan akreditasi paripurna, kemampuan memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) harus dimiliki semua karyawan RSUD Soloki. “Semua harus bisa melakukan BHD,” ujar Direktur RSUD Solok drg Ernoviana, M.Kes saat ditemui sedang mengikuti sosialisasi BHD di rumah sakit ini.

Selain para karyawan, Satpam dan petugas cleaning Service, semua pejabat di RSUD Solok pun diharuskan oleh Ernoviana untuk menguasai teknik pemberian bantuan manakala ada kejadian darurat yang dialami seseorang.

“Jika ada kejadian darurat, misalnya seseorang tiba-tiba tergeletak, kita semua harus bisa memberikan BHD,” ujar Ernoviana yang didampingi Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Ns Elvi Rosanti, S.Kep M.Kes.

Elvi Rosanti yang akrab dipanggil Opet ini, mengatakan bahwa BHD, atau yang sering disebut pemberian “nafas buatan” itu, saat ini menggunakan metode CAB (circulation, airway, brathing). Yakni dengan mendahulukan pemastian sirkulasi (circulation) darah korban melalui perabaan denyut nadi. “Setelah itu baru dilakukan pemompaan untuk mengupayakan adanya aliran udara, atau airway. Dan akhirnya ditiupkan nafas melalui mulut korban,” kata Opet menjelaskan.

Dijelaskan, tindakan BHD adalah berkenaan dengan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP). Apabila metoda CAB sudah dilaksanakan, minimal sebanyak lima siklus, maka petugas yang memberi bantuan bisa memilih untuk melanjutkan (jika ada kemungkinan korban masih bisa diselamatkan), atau berhenti melakukan bilamana korban dipastikan sudah tidak tertolong lagi.

Apabila upaya BHD sudah berhasil, ditandai dengan adanya nafas dan nadi korban bisa berdenyut, maka korban diletakkan dalam posisi “miring mantap”. Untuk melatih pelaksanaan BHD digunakan alat peraga badan manusia (mannequin).   (te)




Berita Terkait