Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD)
Monday, 15 August 2022 142 Deswira Umar

Solok_ Selasa 09/08/2022, Kegiatan penyuluhan di ruang tunggu Poliklinik Rawat Jalan RSUD M. Natsir bersama dr. Siti Lasmi Yani Al Azhar mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD).
DBD adalah penyakit musiman yang perlu diwaspadai. Setelah terinfeksi virus dengue, penderita biasanya mengalami gejala DBD seperti: sakit kepala, demam tinggi, nyeri saat menggerakkan bola mata, terkadang disertai mimisan dan buang air besar bercampur darah, timbul bintik-bintik merah pada kulit, badan terasa lemah dan lesu, muntah, nyeri ulu hati, dan trombosit turun hingga 100.000/mm3
Pencegahan DBD  yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus. Singkatan dari 3M, antara lain: 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Pengasapan (fogging) bukan strategi yang utama dalam mencegah DBD. Fogging tidak dilakukan secara rutin, hanya dilakukan saat terjadi kasus di suatu wilayah, sehingga daerah di sekitarnya melakukan fogging untuk memberantas nyamuk sebagai vektor penyakit DBD.




Berita Terkait